Penyelidikan aparat juga mengungkap jaringan kriminal yang dia pimpin dengan kedok sekte heterodoks. Jaringan tersebut telah melakukan kampanye anti evolusi internasional melalui berbagai penerbit dan outlet media.
Salah satu wanita di persidangannya, yang diidentifikasi hanya sebagai CC, mengatakan kepada pengadilan, bahwa Oktar berulang kali melakukan pelecehan seksual terhadapnya dan wanita lain.
“Beberapa wanita yang dia perkosa dipaksa minum pil kontrasepsi,” kata CC di pengadilan, yang juga mengungkap sekira 69.000 pil KB yang ditemukan polisi di rumahnya. Oktar berdalih, pil itu digunakan untuk mengatasi gangguan kulit dan gangguan haid.
Pada Januari 2021, Oktar dihukum atas 10 dakwaan terpisah, termasuk memimpin geng kriminal, terlibat dalam spionase politik dan militer, pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, pemerkosaan, pemerasan, dan penyiksaan. Tuduhan lainnya, juga termasuk membantu jaringan yang dipimpin oleh cendekiawan berbasis di AS, Fethullah Gulen, yang dituduh Turkiye mendalangi upaya kudeta gagal pada 2016.
Oktar dijatuhi hukuman 1.075 tahun pada saat itu, tetapi pengadilan tinggi membatalkan keputusan itu. Pengadilan Kriminal Tinggi Istanbul menghukum Oktar 8.658 tahun penjara atas beberapa tuduhan, termasuk pelecehan seksual dan merampas kebebasan seseorang selama persidangan ulang pada Rabu. Pengadilan juga menghukum 10 tersangka lainnya, masing-masing 8.658 tahun penjara. Begitu laporan kantor berita Anadolu dikutip Al Jazeera. **
Discussion about this post