Para ahli keamanan siber meminta pemerintah mencari dari mana sumber kebocoran data PeduliLindungi hingga bisa diretas oleh Bjorka. “Perlu dicek dahulu sistem informasi dari aplikasi PeduliLindungi yang datanya dibocorkan oleh Bjorka dengan pengecekan yang menyeluruh dan digital forensic,”imbuh Pratama.
Menurut dia, jika ditemukan celah keamanan pada sistem PeduliLindungi, maka berarti kemungkinan besar memang terjadi peretasan dan pencurian data. Namun, bila benar-benar tidak ditemukan celah keamanan dan jejak digital peretasan, ada kemungkinan kebocoran data ini, terjadi karena insider atau data ini bocor oleh orang dalam.
Pratama membeberkan tiga penyebab utama kebocoran data. Pertama peretasan, ke dua karena kesalahan manusia atau dibocorkan oleh orang dalam, dan ke tiga karena adanya kesalahan dalam sistem informasi tersebut.
“Jadi setiap kebocoran data tidak selalu disebabkan oleh serangan siber oleh para peretas. Namun bila serangan oleh para peretas, itupun tidak langsung bisa diidentifikasi para penyerangnya. Ini juga terkait sejauh mana kemampuan dari si peretas,” kata Pratama.**
Discussion about this post