“Jadi dalam kawasan contohanya di lahan padi di Semparuk, Sambas ada 5.000 hektare. Dalam kawasan tersebut untuk pengelolahan lahan butuh berapa traktor dan alat panen. Dengan satu kawasan bisa dihitung alsitan dan tentu waktu pengerjaan lebih cepat sehingga intensifikasi dengan IP bisa dimaksimalkan dan bahkan capai empat kali,” ujarnya.
Saat berkunjung di daerah, ia masih menemukan ada traktor dalam kondisi mulus tidak dimanfaatkan oleh kelompok tani karena alasan teknis yang sederhana. Hal itu menurutnya dari sisi fungsi sangat disayangkan karena jika dimanfaatkan maka sudah berapa lahan digarap dan ujungnya produksi dicapai.
“Belum lagi soal pemanfaatan juga masih jadi perdebatan antar anggota. Nah, hal – hal itu lah yang harus dihindari. Intinya bagaimana alsintan ini bisa difungsikan dan dimanfaatkan secara luas sehingga berdampak langsung pada produksid dan produktivitas,” kata Anum. **
Editor : Khanza
Discussion about this post