Setelah diperiksa oleh koordinator kabupaten/kota, laporan dari masing-masing petugas POPT tadi kemudian diteruskan ke provinsi, untuk diperiksa ulang oleh tim inovasi sebelum kemudian diteruskan ke direktorat perlindungan tanaman pangan dan hortikultura.
Tim inovasi ini kemudian menyajikan laporan-laporan harian kegiatan POPT tersebut, dalam bentuk peta di google map yaitu Peta Monitoring OPT Tanaman Pangan, Peta Monitoring OPT Hortikultura, Peta Gerakan Pengendalian OPT, Peta Monitoring Dampak Perubahan Iklim, serta Peta Kegiatan POPT Non Monitoring.
Peta monitoring OPT berisikan informasi hasil pengamatan harian OPT mulai dari lokasi pengamatan, hasil pengamatan hingga rekomendasi pengendalian yang dapat dilakukan. Begitu juga dengan peta gerakan pengendalian OPT dan monitoring dampak perubahan iklim.
Sementara untuk peta kegiatan POPT non monitoring menginformasikan kegiatan harian POPT seperti bimbingan teknis kepada petani, pertemuan-pertemuan, pengawasan peredaran pestisida dan lain-lain. Semua informasi yang disampaikan dalam peta-peta kegiatan tersebut, bersifat spesifik lokasi di titik koordinat di mana kegiatan dilaksanakan.
Selain diinput ke dalam peta harian, jumlah kegiatan para petugas POPT tersebut juga direkapitulasi dalam excel yang nantinya di setiap akhir bulan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penghitungan TPP.
Suyatno, Kepala UPT Perlindungan TPH Kalbar menambahkan, syarat awal keberhasilan dari setiap pendampingan kepada petani adalah, dapat dipastikannya petugas memang berada di lapangan.
“Itu dulu kuncinya. Ketika kita berbicara mengenai data maka harus dipastikan dahulu bahwa data tersebut memang akurat yang berdasarkan hasil pengamatan di lapangan,” ujarnya.
Ditambahkannya, pemetaan kegiatan-kegiatan harian POPT di Kalimantan Barat ini sudah berjalan dari tahun 2020 hingga sekarang, dengan jumlah anggota tim inovasi 3 orang, yaitu Diky Dwi C selaku inisiator dan koordinator tim, M. Saipiudin dari LPHP Kakap sebagai anggota tim dan Tri Novera dari LPHP Sambas sebagai anggota tim.
Sementara itu Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortkultura Provinsi Kalbar, Florentinus Anum mengapresiasi adanya inovasi ini.
“Kami percaya bahwa petugas POPT selalu berada di lapangan dalam rangka mendampingi petani untuk pengamanan produksi. Namun dengan adanya inovasi ini kami semakin yakin bahwa data dan informasi yang disampaikan benar-benar akurat sesuai kondisi lapangan,” kata Anum.
“Dan inovasi ini juga sekaligus untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang seringkali muncul di masyarakat, apakah petugas teknis pertanian ada turun ke lapangan. Saya berharap inovasi ini dapat semakin dikembangkan lagi dan diikuti juga oleh para petugas fungsional teknis lainnya,” tambahnya.**
Editor : Khanza
Discussion about this post