Menurut dia, filantropi di Asia saat ini tengah berada di persimpangan penting dengan banyaknya dermawan yang berminat menerapkan penggunaan lensa dampak sosial untuk segala keputusan pribadi, bisnis, dan investasi mereka.
“Sekarang adalah waktu yang tepat untuk menggunakan segala bentuk kapital untuk menghasilkan solusi sosial dan solusi lingkungan yang inovatif, serta bekerja sama untuk meningkatkan solusi-solusi tersebut,” imbuh Naina.
Perjalanan filantropi Noni Purnomo, Presiden Komisaris Blue Bird Group, salah satu contoh yang disorot dalam laporan ini, adalah perjalanan filantropi Noni Purnomo, Presiden Komisaris Blue Bird Group, perusahaan taksi terbesar di Indonesia. Noni meluncurkan Beasiswa Blue Bird Peduli pada tahun 1998 yang telah mendukung pendidikan lebih dari 25.000 siswa.
Sejak diluncurkan, fokus Noni untuk meningkatkan skala jangkauan program ini membuatnya memperluas upayanya untuk memenuhi kebutuhan yang saling terkait, termasuk keseimbangan gender dan pemberdayaan perempuan.
Selama perjalanannya, Noni belajar bahwa mewujudkan dampak yang ingin dilihat membutuhkan pembelajaran yang mendalam, iterasi berulang, dan ketekunan. “Ketika pertama kali kami memulai fokus terhadap pemberdayaan perempuan, upaya kami untuk merekrut lebih banyak perempuan sebagai sopir taksi tidak berhasil. Setiap tahun, saya akan mengendarai taksi sendiri untuk mencoba mendorong lebih banyak perempuan untuk menjadi sopir taksi,” ungkap Noni.
Setelah berbicara dengan banyak perempuan dan komunitas, Noni lalu menyadari meskipun jelas bahwa Blue Bird berperan dalam meningkatkan kualitas hidup perempuan, hal ini bukanlah melalui membawa perempuan keluar dari rumah dan menjadi sopir taksi. Sebaliknya, Noni harus menemui mereka di mana mereka berada dan membawa peluang kepada mereka.
Pada akhirnya, Noni belajar bahwa aspek terpenting dari pemberdayaan perempuan adalah mendukung perempuan dalam membuat keputusan mereka sendiri. Noni pun meluncurkan program pelatihan selama 6 bulan untuk mempersiapkan perempuan menjadi pengusaha dari rumah. Satu-satunya syarat untuk para perempuan mengikuti program ini adalah semua anak-anak mereka harus sekolah, untuk memastikan dampak program ini dapat dirasakan lintas generasi. **
Editor : Yuli.S
Discussion about this post