“Tolong ini dilihat secara detil yang menyebabkan ini apa. Agar bisa kita selesaikan bersama-sama dan bisa turun lagi di bawah 5, syukur bisa di bawah 3,” imbuhnya lagi.
Presiden Jokowi kemudian meminta kepala daerah mencermati situasi dunia yang berada pada keadaan yang tidak normal. Sehingga kepala daerah harus bekerja secara makro, mikro dan terinci sehingga angka-angka inflasi dapat dipahami.
“Provinsi harus tahu posisi inflasi saya di angka berapa. Nanti saya ke daerah, saya tanya jangan gelagapan, enggak ngerti posisi inflasi provinsinya berada di angka berapa. Mana yang tinggi, mana yang pada posisi normal, mana yang pada posisi rendah,” tutur Jokowi.
Jokowi pun meminta agar bupati, wali kota dan gubernur betul-betul mau bekerja sama dengan tim pengendali inflasi daerah (TPID) di daerah dan juga tim inflasi di pusat. Para kepala daerah itu diminta aktif bertanya harga barang apa yang mengalami kenaikan sehingga memantik inflasi.
“Bisa saja beras, bisa. Bisa saja tadi, bawang merah bisa, bisa saja cabai. Dan dicek tim pengendali inflasi pusat cek, daerah mana yang memiliki pasokan cabai yang melimpah atau pasokan beras yang melimpah, disambungkan,” imbuh Jokowi. “Ini harus disambungkan. Karena negara ini negara besar sekali. 514 kabupaten kota 37 provinsi dengan DOB yang baru. Ini negara besar,” tegasnya lagi. **
Discussion about this post