Mentan mengungkap, ketersediaan gandum dunia sebetulnya ada, namun karena konflik global tersebut, membuat masalah pada rantai pasok sehingga berimplikasi pada harga gandum yang menjadi mahal.
“Ada gandumnya, tetapi harganya akan mahal bangat, sementara kita impor terus ini, kalau saya jelas tidak setuju, apapun kita makan saja, seperti singkong, sorgum, sagu,” kata Mentan.
Beda pendapat dengan Mentan, Mendag Zulkifli Hasan justru menegaskan, bahwa harga mi instan tidak akan naik tiga kali lipat. Sebab kata Zulhas, negara penghasil gandum seperti Australia, Kanada dan Amerika yang dulu sempat mengalami gagal panen, kini sudah bisa panen.
“Enggak naik tiga kali lipat. Dulu kan gagal panennya seperti Australia, Kanada, Amerika, ya sekarang panennya sukses. Apalagi sekarang Ukraina sudah boleh jual gandum,” tutur Mendag.
Zulhas malah memprediksi bahwa harga gandum secara global, akan turun pada September 2022. **
Discussion about this post