Kelompok makanan, minuman, dan tembakau di bulan Juli mengalami deflasi sebesar 0,36 persen atau terjadi penurunan indeks dari 117,75 pada Juni 2022 menjadi 117,33 pada Juli 2022.
Dari tiga subkelompok dalam kelompok ini, dua subkelompok mengalami inflasi dan satu subkelompok mengalami deflasi.
Subkelompok yang mengalami inflasi yaitu subkelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,19 persen dan subkelompok rokok dan tembakau sebesar 0,65 persen. Sedangkan subkelompok makanan mengalami deflasi sebesar 0,53 persen.
Kelompok ini pada Juli 2022 memberikan andil/sumbangan deflasi sebesar 0,1234 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi antara lain minyak goreng sebesar 0,0978 persen, daging ayam ras sebesar 0,0588 persen, sawi hijau sebesar 0,0440 persen, kangkung sebesar 0,0359 persen, dan cumi-cumi sebesar 0,0351 persen.
Jika dibandingkan antar kota di Indonesia, dari 90 IHK tercatat seluruh kota mengalami inflasi. Tertinggi di Kendari, sebesar 2,27 persen dengan IHK 113,98. Sementara inflasi terendah terjadi di Tanjung dan Pematang Siantar sebesar 0,04 persen, dengan IHK masing-masing sebesar 113,88 dan 112,53.
Khusus di Pulau Kalimantan yang berjumlah 12 kota, menurut BPS, seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kotabaru sebesar 1,07 persen dengan IHK 117,62, sedangkan inflasi terendah di Tanjung sebesar 0,04 persen dengan IHK 113,88. **
Editor : Yuli.S












Discussion about this post