TINGGINYA inflasi Kalimantan Barat tahun kalender Juli 2022 tercatat sebesar 3,74 persen sementara tingkat inflasi tahun ke tahun (Juli 2022 terhadap Juli 2021) sebesar 4,58 persen. Angka ini sedikit lebih rendah, dari inflasi nasional yang mencapai 4,94 persen. Pergerakan inflasi yang terbilang tinggi masih dipantik oleh kenaikan harga komoditas.
“Laju inflasi bulan ini menunjukkan tren meningkat, karena sisi penawaran seiring dengan kenaikan harga-harga komoditas dunia di samping juga ada gangguan pasokan di domestik, yang membuat melambungnya harga beberapa komoditas,” jelas M Wahyu Yulianto Kepala BPS Kalbar dalam rilis melalui chanel Youtube, awal bulan ini.
Secara nasional, inflasi tahunan Juli 2022 menjadi yang tertinggi sejak Oktober 2015. Sebelumnya pada Oktober tujuh tahun lalu, inflasi tercatat sebesar 6,25 persen. Inflasi domestik itu juga meningkat dibandingkan Juni 2022 yang sebesar 4,35 persen. Meski inflasi headline melonjak, inflasi inti atau core inflasi tetap terjaga pada tingkat 2,86 persen secara tahunan (yoy).
Sepanjang Juli, inflasi kelompok volatile food mengalami kenaikan akibat pengaruh harga pangan global dan terganggunya rantai pasok akibat cuaca. Sedangkan inflasi pada kelompok administered price mengalami kenaikan dipengaruhi oleh meningkatnya harga tiket pesawat.
Di Kalimantan Barat, pergerakan inflasi terjadi di semua kota IHK, yaitu Pontianak sebesar 0,05 persen dengan IHK 111,16, Singkawang 0,38 persen dengan IHK 110,69, dan Sintang 0,21 persen dengan IHK 120,70.
Menurut Wahyu, inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga, yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada sepuluh kelompok pengeluaran, dari yang tertinggi yaitu pendidikan 0,96 persen, transportasi 0,74 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,52 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,30 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,27 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 0,15 persen dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,10 persen.
Sedangkan komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi antara lain bawang merah sebesar 0,0833 persen, telur ayam ras sebesar 0,0375 persen, cabe rawit sebesar 0,0262 persen, rokok kretek filter sebesar 0,0167 persen, dan tomat sebesar 0,0151 persen.
“Kelompok pakaian dan alas kaki, informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, serta kelompok kesehatan mengalami peningkatan indeks yang sangat kecil, masing-masing kurang dari 0,01 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,36 persen,” kata Wahyu.
Discussion about this post