Perserikatan Bangsa-Bangsa pekan lalu memperingatkan tentang krisis kemanusiaan yang memburuk dan berencana memberikan 47 juta dolar AS (Rp691,42 miliar) untuk membantu lebih dari 1 juta penduduk rentan.
Depresiasi mata uang, kenaikan harga komoditas global dan larangan pemakaian pupuk kimia telah mendorong inflasi pangan yang mencapai 57 persen pada April.
Pemerintah sedang berunding dengan Dana Moneter Internasional untuk mendapatkan paket dana talangan dan sebuah delegasi dari badan itu dijadwalkan tiba di Kolombo pada 20 Juni.
Amerika Serikat juga siap membantu, kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken usai berbicara via telepon dengan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe, Senin malam.
“Di masa-masa sulit secara ekonomi dan politik saat ini, AS siap bekerja dengan Sri Lanka, dalam koordinasi yang erat dengan Dana Moneter Internasional dan komunitas internasional,” kata Blinken di Twitter.
Wickremesinghe mengatakan bulan ini Sri Lanka memerlukan sedikitnya 5 miliar dolar AS (Rp73,50 triliun) untuk mengimpor komoditas penting hingga akhir tahun.**
Discussion about this post