“Mungkin waktu kami hanya tersisa beberapa hari atau beberapa jam lagi,” kata Mayor Volyna.
“Musuh mengerahkan unit-unit yang melebihi jumlah kami puluhan kali, mereka unggul di udara, artileri, pasukan infanteri, mesin-mesin (perang lain), dan tank-tank,” kata Mayor Volyna.
Penasihat di Kementerian Pertahanan Ukraina, Yuriy Sak, kepada BBC Kamis kemarin mengatakan, situasi di Mariupol masih sangat sulit.
“Saat ini ada lebih 1.000 warga sipil yang berlindung di sana. Penasihat presiden mengatakan ia siap berangkat ke Mariupol dan berunding tanpa syarat. Sejauh ini kami belum mendapatkan tanggapan (dari pihak Rusia),” ungkap Sak.
Ia mengatakan sebelum perang, terdapat lebih 500.000 warga di Mariupol.
“Sekarang ini, sekitar 100.000 orang terjebak di kota yang diduduki (Rusia). Tapi tak semua wilayah Mariupol di bawah kendali Rusia,” katanya.
Warga di kota ini, kata Sak, sulit mendapatkan akses air minum dan makanan.
“Tragedi kemanusiaan sudah memakan korban … wali kota sudah mengatakan korban tewas mencapai lebih dari 20.000 orang,” kata Sak.
Ia juga mengatakan Ukraina akan mempertahankan Mariupol “sampai tetes darah penghabisan”.
“Para pejuang kami akan mempertahankan Mariupol sampai kapan pun. Militer dan para pemimpin militer Ukraina akan mengambil tindakan apa pun untuk mendukung dan membebaskan para pejuang dan warga sipil,” kata Sak.
“Dan tentu saja semakin cepat bantuan militer (dari Barat) tiba, itu semakin baik, sehingga kami bisa membantu para pejuang kami di garis depan, baik di Mariupol maupun di tempat-tempat lain,” katanya.
Ia membantah pernyataan para pejabat Rusia yang mengatakan Mariupol akan segera jatuh ke tangan tentara Rusia.
“Ingat, mereka membuat klaim sejak hari pertama (invasi), namun hingga hari ke 57, kota Mariupol bisa kami pertahankan secara heroik,” katanya. ** sumber BBC News.
Discussion about this post