Negara-negara anggota G20, termasuk negara yang diundang, dalam hal ini Ukraina dan organisasi internasional, dan beberapa sedikit dari anggota yang berbicara mengenai risiko ekonomi global dan harus segera dimitigasi.
“Menariknya, meskipun ada kecaman keras mengenai perang di Ukraina oleh Rusia, tapi semua anggota sebenarnya menggaris bawahi perlunya kita untuk dapat terus mempertahankan kerjasama G20, dan pentingnya multikulturalisme,” ujarnya.
“Saya pikir ini baik dan diakui secara luas dan diungkapkan secara terbuka oleh semua anggota.Karena saya pikir anggota G20 melihat tanggung jawab kelompok, ini agar kita dapat mengatasi masalah yang secara sistemik penting bagi ekonomi global,” ujar Sri Mulyani lagi.
Walaupun, lanjut Sri Mulyani ada beberapa pihak yang telah menggunakan istilah yang memprovokasi pada situasi saat ini. Di mana pandemi belum berakhir, pemulihan masih sangat rapuh, menghadapi gangguan rantai pasok, dan sekarang perang – membuat situasi ekonomi semakin mencekam.
Kendati demikian, provokasi itu yang harus jadi pemacu para pembuat kebijakan untuk bisa dapat dan terus mendukung dan memitigasi persoalan di tengah pemulihan ekonomi yang sedang terjadi.
“Jadi dalam hal ini, menurut saya lebih menarik lagi semua anggota G20 melihat sebagai forum yang sangat penting sebagai kerjasama ekonomi utama, dan harus terus berkoordinasi dan berkolaborasi bersama,” ujar Sri Mulyani.
“Saya pikir itu (walk-out) adalah sesuatu hal yang wajar untuk diungkapkan selama pertemuan. Namun hal itu tidak akan mengganggu peran forum G20,” kata Sri Mulyani melanjutkan. ** sumber cnbc.
Discussion about this post