Para mitra pedagang dan konsumen, juga diberikan akses prioritas untuk pemesanan saham melalui penjatahan pasti (fixed allotment) selama proses penawaran awal (book building). Selain itu, melalui rencana insentif jangka panjang perusahaan, setelah berakhirnya masa lock-up, para karyawan tetap GoTo berkesempatan menjadi pemegang saham Perusahaan.
CEO Grup GoTo Andre Soelistyo berkata, kami mengawali perjalanan GoTo sebagai perusahaan terbuka yang tercatat di BEI. Melalui momen bersejarah ini, kami akan meningkatkan kemampuan untuk mencapai misi kami, seraya melayani seluruh pihak di dalam ekosistem dengan lebih baik.
Menurut Andre, meski berlangsung di tengah gejolak pasar global, ketertarikan yang tinggi dari para investor, mencerminkan tingginya permintaan atas layanan on-demand, e-commerce, dan financial technology di kawasan Asia Tenggara, serta kepercayaan pada posisi GoTo sebagai ekosistem digital terintegrasi terbesar di Indonesia.
“Akhirnya, pihak yang paling berhak menerima apresiasi untuk pencapaian hari ini, adalah mereka yang sudah bekerja keras tumbuh bersama GoTo. Keberhasilan kami adalah berkat para mitra pengemudi, pedagang, konsumen, dan karyawan kami. Karena itulah, kami memastikan mereka mendapat manfaat dari IPO Perusahaan, melalui Program Saham Gotong Royong. Ini salah satu program kepemilikan saham paling inklusif di dunia, pada saatini. Dengan upaya bersama dari semua pemangku kepentingan, kami akan melanjutkan misi untuk mendorong kemajuan bagi Indonesia dan Asia Tenggara,” tutur Andre.
Pencatatan GoTo merupakan momen bersejarah bagi Perusahaan dan bagi BEI, sebagai pencatatan saham yang pertama kali dilakukan berdasarkan ketentuan saham dengan hak suara multipel, yang telah ditetapkan oleh OJK pada Desember 2021 lalu.
Dalam IPO ini, Perusahaan menawarkan sejumlah 46,7 miliar lembar saham Seri A, yang merupakan gabungan dari saham yang baru diterbitkan dengan saham treasuri (khusus untuk tujuan opsi penjatahan lebih), pada harga penawaran Rp 338, dan mencerminkan kapitalisasi pasar sebesar Rp 400,3 triliun (USD28 miliar). **
Editor Yuli.S
Discussion about this post