Para pakar pertahanan menilai, keadaan ini menyingkapkan masalah akut dalam militer Rusia, mulai struktural, sampai disiplin tempur, dan bahkan rendahnya jam terbang pilot pesawat tempur.
Lembaga think tank pertahanan RUSI menilai angkatan udara Rusia ternyata tak memiliki kapasitas yang baik dalam merencanakan, mengarahkan, dan menerbangkan operasi udara skala besar dalam situasi perang yang rumit. Alhasil superioritas udara Rusia tak terlihat selama invasi.
Bahkan Ukraina sukses merontokkan banyak pesawat tempur dan tank Rusia hanya oleh rudal portabel Stinger dan Javelin. Masalah dalam militer Rusia juga tersingkap, dari begitu mudahnya komandan perang ditewaskan musuh, padahal mereka rata-rata berpengalaman di berbagai medan perang, dari Chechnya sampai Suriah. Sudah tiga jenderal Rusia tewas dalam perang di Ukraina. Ketiganya adalah Andrei Sukhovetsky, Vitaly Gerasimov, dan Andrey Kolesnikov.
Operasi yang tak semulus dan secepat direncanakan ini, membuat Vladimir Putin murka dan kabarnya membuat sejumlah jenderal dicopot. Namun demikian, dengan kekuatan satu juta tentara aktif, dibandingkan 196 ribu yang dimiliki Ukraina, militer Rusia tetap bukan tandingan Ukraina. Walau Ukraina mungkin unggul secara taktis dan semangat, di atas kertas Rusia tetap lebih superior, sehingga mungkin hanya soal waktu mereka menduduki Kiev dan kota-kota Ukraina lainnya. ** Ant
Discussion about this post