Lebih lanjut, intermediasi keuangan, inovasi teknologi keuangan, dan isu perubahan iklim menjadi tiga aspek utama dalam pemulihan. Krisis 2008 dan pandemi Covid-19 memberikan pelajaran untuk memperkuat ketahanan sistem keuangan. Kedua guncangan tersebut memberikan pemahaman pentingnya likuiditas pasar dalam mendukung fungsi intermediasi.
Sistem keuangan semakin berkaitan, sehingga lembaga internasional seperti Financial Stability Board (FSB) berfungsi menelaah sistem keuangan secara holistik untuk melihat kerentanan yang ada, termasuk risiko perubahan iklim. Tak ketinggalan, kita perlu mengantisipasi tantangan sektor keuangan, antara lain risiko tekait normalisasi, scarring effect, serta perilaku pengambilan risiko yang berlebihan menjadi hal yang perlu dicermati.
High level discussion ini dibuka oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo, yang sekaligus menekankan pentingnya setiap negara untuk keluar dari pandemi yang berdampak pada sektor riil dan sektor keuangan, guna menuju pemulihan dan mencapai stabilitas sistem keuangan global.
Sesi ke dua perhelatan tersebut, bertajuk Global Financial Stability and Its New Challenges, dimoderatori langsung oleh Deputi Gubernur Senior Bank Sentral Italia, Luigi F. Signorini, dan turut serta dalam diskusi antara lain Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung, Gubernur Bank Sentral Australia, Philip Lowe, Sekretaris Umum Financial Stability Board (FSB), serta Dietrcih Domansk, Secretary General of Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), Marthias Comann.**
Discussion about this post