Era digital yang kian canggih ternyata diiringi dengan meningkatnya ancaman kejahatan siber. Head of Branch Sales IM3 Pontianak, Muhammad Ayatullah, mengungkapkan bahwa sekitar 65 persen masyarakat menjadi target penipuan digital setiap minggu, terutama melalui modus phishing dan scamming.
“Semua orang sekarang pakai handphone, bahkan ada yang punya dua sampai empat. Nah, di situlah celah muncul bagi pelaku untuk melakukan pencurian data pribadi seperti nama, usia, nomor KTP, nomor KK, hingga data perbankan,” ujar Ayatullah saat menjadi narasumber Diskusi Publik Kejahatan Digital yang diinisiasi oleh Aliansi Wartawan Kriminal (Awak) Pontianak di Aula Rumah Dinas Wakil Wali Kota Pontianak, Kamis, 13 November 2025.
Menurutnya, phishing menjadi salah satu metode paling sering digunakan pelaku kejahatan digital. Modus ini biasanya dilakukan melalui telepon, pesan WhatsApp, atau tautan palsu yang mengarahkan korban untuk mengisi data pribadi.
“Begitu data dikirim, pelaku bisa mengakses akun media sosial, akun belanja online, hingga kartu kredit korban,” jelasnya.
Ayatullah menambahkan, dampak dari pencurian data ini sangat serius. Banyak masyarakat yang bahkan tidak pernah mengajukan kredit di bank, namun tiba-tiba terdaftar sebagai debitur, akibat data pribadinya disalahgunakan.
“Tentu saja hal ini menyebabkan kerugian finansial yang besar dan mencoreng nama baik korban,” tambahnya.









Discussion about this post