Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Barat mencatat pergerakan inflasi secara tahunan (yoy) di daerah ini sebesar 1,2 persen pada Juni 2025, angka tertinggi terjadi di Kabupaten Ketapang sebesar 1,63 persen. Inflasi terendah terjadi di Kota Pontianak sebesar 0,92 persen.
Tingkat inflasi Provinsi Kalimantan Barat secara bulanan (mtm) pada Juni 2025 sebesar 0,32 persen dan tingkat inflasi year to date (ytd) Juni 2025 sebesar 0,83 persen. Sementara Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kalimantan Barat tercatat sebesar 107,71, di Kabupaten Ketapang 109,15 dan Kota Pontianak 107,08.
Menurut Muh. Saichudin Kepala BPS Kalbar, selama Januari hingga Juni 2025, udang basah dan ikan tongkol menjadi komoditas penyumbang inflasi. “Komoditas dari kelompok makanan ini memiliki frekuensi yang lebih sering muncul sebagai komoditas penyumbang inflasi,” ujar Saichudin pada rilis Berita Resmi Statistik (BRS) yang digelar secara daring awal Juli 2025.
Diungkapkan, bahwa penyumbang utama inflasi Juni 2025 secara tahunan (yoy) adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,47 persen. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini, adalah minyak goreng, ikan kembung dan udang basah.
Menurut BPS, inflasi secara tahunan ini terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sembilan indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,33 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,72 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,20 persen.
Begitu juga pada kelompok kesehatan terjadi kenaikan harga sebesar 1,04 persen; kelompok transportasi sebesar 1,05 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,84 persen, kelompok pendidikan sebesar 2,60 persen. Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran juga mengalami kenaikan sebesar 1,27 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,91 persen.
Discussion about this post