Selain itu, Rudy juga menjelaskan, peningkatan kapasitas auditor masih menghadapi tantangan baik dari sisi sumber daya manusia, ketersediaan sarana pelatihan, maupun adaptasi terhadap perkembangan teknologi dan metode pengawasan yang semakin kompleks.
“Kita harus jujur bahwa masih ada kesenjangan kompetensi di antara auditor intern, terutama dalam menghadapi tuntutan pengawasan yang semakin berbasis risiko dan teknologi digital,” imbuhnya.
Tapi, hambatan tersebut tidak boleh membuat kita berhenti. Ini justru menjadi pemicu untuk terus belajar dan berinovasi, jelasnya. Rudy menegaskan, BPKP akan terus berkomitmen mendukung para auditor intern agar mampu menjalankan peran strategisnya secara optimal.
“BPKP hadir untuk memperkuat auditor intern, baik melalui pelatihan, pendampingan, maupun pengembangan sistem pengawasan,” ungkapnya.
BPKP berkeinginan setiap auditor memiliki mental pembelajar yang tangguh, karena kompetensi dan integritas adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Kegiatan tersebut diharapkan mampu menjadi momentum bagi para auditor intern untuk mengidentifikasi dan mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi di lapangan.
Dengan demikian, fungsi pengawasan intern dapat memberikan nilai tambah bagi perbaikan tata kelola pemerintahan di daerah.
“Mari kita jadikan setiap hambatan sebagai pembelajaran. Dengan semangat kolaborasi, profesionalisme, dan integritas, kita bisa memperkuat peran pengawasan intern demi mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berdaya saing,” tutup Rudy.**










Discussion about this post