Menurut Maulana, QRIS Dinamis untuk layanan publik telah diterapkan di Kalimantan Barat, dan menjadi pionir untuk pembayaran pajak kendaraan bermotor.
“Dengan QRIS Dinamis semakin mempercepat dan memudahkan pembayaran, mengurangi kesalahan input data, mencatat transaksi secara otomatis sekaligus mendorong digitalisasi layanan publik,” katanya.
QRIS juga sangat bermanfaat bagi UMKM untuk bertransformasi menjadi go digital dengan menikmati kemudahan transaksi secara cepat, mudah, murah, aman dan andal. Begitu pula masyarakat, dapat merasakan kemudahan bertransaksi digital lebih praktis dan aman.
“QRIS diawasi oleh Bank Indonesia dan semua transaksi tercatat serta bisa dilacak. Ini untuk mengurangi risiko penipuan,” tegas Maulana.
Menjawab pertanyaan seorang pengunjung tentang sumber dana QRIS. Maulana menjelaskan, bahwa QRIS memiliki fleksibilitas sumber dana. Pengguna bisa memilih berbagai sumber dananya, seperti uang elektronik atau rekening bank dalam satu aplikasi.
Banyak pertanyaan yang diajukan pengunjung booth BI ini, selain QRIS yang menggugah keingintahuan mereka, juga membedakan uang asli dan palsu serta kehadiran uang-uang lama yang tidak beredar lagi dan menjadi koleksi para kolektor.
Menurut Maulana, kegiatan pameran Fin Expo sangat penting untuk mengedukasi masyarakat dan memberikan pemahaman lebih dalam tentang Rupiah, yang tidak sekadar sebagai alat pembayaran semata, namun merupakan identitas suatu bangsa, simbol kedaulatan negara Indonesia.
“Karenanya Rupiah harus dijaga dan dirawat keindahannya dengan cara 5J, yaitu Jangan Dilipat, Jangan Dicoret-coret, Jangan Diremas, Jangan Distapler dan Jangan Dibasahi, agar tetap terjaga dan aman,” imbuhnya. **
Discussion about this post