Menurut Harisson, inklusi keuangan bukan hanya soal memiliki rekening bank, tetapi juga tentang kemampuan masyarakat dalam memahami dan memanfaatkan layanan keuangan untuk meningkatkan taraf hidupnya.
“Keuangan inklusif bukan sekadar angka statistik. Tapi ini tentang bagaimana masyarakat benar-benar memahami nilai dari layanan keuangan itu sendiri, agar bisa lebih mandiri dan produktif,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Harisson minta agar target inklusi keuangan sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2025-2029 dapat menjadi perhatian bersama. Pemerintah menargetkan tingkat inklusi keuangan sebesar 91 persen pada tahun 2025, meningkat hingga 93 persen pada 2029 dan mencapai 98 persen pada 2045.
Menurut Sekda Harisson, target tersebut bukan sesuatu yang mustahil untuk dicapai. Namun dibutuhkan kerja bersama dan kolaborasi lintas sektor agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat, khususnya pada kelompok rentan dan pelaku usaha kecil.
Ia meminta agar TPAKD tidak hanya fokus pada pembukaan rekening atau perluasan titik layanan. Program yang dijalankan juga harus dapat mendorong peningkatan literasi keuangan, perlindungan konsumen, serta dukungan bagi pelaku UMKM, pekerja informal, perempuan, pemuda, penyandang disabilitas dan masyarakat di wilayah 3 T (Terdepan, Tertinggal dan Terluar).
“Ketika masyarakat memiliki akses terhadap tabungan, kredit, asuransi dan layanan digital, maka akan lahir perputaran ekonomi baru. Akses keuangan yang terbuka mendorong munculnya wirausaha, memperluas lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan,” imbuhnya.
Sekdar Harisson menyampaikan apresiasi atas kerjasama berbagai pihak dalam memperluas akses keuangan di Kalbar, terutama sinergi antara pemerintah daerah, OJK, perbankan dan lembaga jasa keuangan lainnya.
“Kita patut berbangga, karena kolaborasi yang kuat telah menghasilkan capaian konkret di lapangan. Namun saya juga ingin mengingatkan, bahwa tantangan ke depan semakin besar. Kita harus memastikan keberlanjutan dan pemerataan manfaat dari program-program inklusi keuangan ini,” imbuhnya. **
Discussion about this post