Selain fokus pada UMKM, Bank Kalbar juga tidak melupakan sektor kredit konsumer, khususnya bagi Aparatur Sipil Negara (ASN). “Core bisnis di kredit konsumer tetap harus kita pertahankan. Jangan sampai pangsa pasar ini diambil pihak lain, sementara sektor produktif UMKM juga terus kita jaga, agar kontribusinya semakin besar,” kata Rokidi.
Dengan tren prositif yang terus berlanjut, Bank Kalbar kian mengokohkan posisinya sebagai BPD yang berperan aktif mendorong pertumbuhan UMKM, sekaligus menjadi mitra strategis pemerintah dalam memperkuat perekonomian Kalimantan Barat.

Selama 35 tahun berkarir di Bank Kalbar, Rokidi paham betul cara membawa perusahaan ini meraih pencapaian, yang kini telah dibuktikan dengan pengakuan banyak pihak dan meraih penghargaan hingga di level nasional.
Dia memulai karirnya dari posisi paling bawah, yakni driver yang dibayar secara harian sebesar Rp 2.500. Untuk menambah penghasilannya, ia biasa menggantikan rekan driver lain yang berhalangan hadir. Gigih dan pekerja keras, itulah yang membawa lelaki ini meraih posisi puncak hingga sekarang.
Di samping dorongan ekonomi keluarga, Rokidi memang mencintai pekerjaannya, sehingga dia paham betul seluk beluk pekerjaan yang dilakoninya.
“Tekad saya dari semula, memang ingin membawa Bank Kalbar menjadi lebih baik dan berdampak ekonomi lebih luas bagi Kalimantan Barat. Kalau soal masalah atau tantangan pasti ada, tapi itu semua harus ditanggapi dengan cerdas, Alhamdulillah semuanya lancar,” ucap Rokidi.

Kini Bank Kalbar terus menunjukkan performa kinerja yang impresif. Hingga Agustus 2025, bank kebanggaan masyarakat Kalbar ini, telah berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 353,95 miliar atau bertumbuh sebesar 9,45 persen secara tahunan (yoy).
Kenaikan laba bersih tersebut, didorong oleh realisasi kredit dan pembiayaan perseroan dengan angka Rp 17,19 triliun, bertumbuh 7,37 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 16,01 triliun.
Kepercayaan masyarakat juga terus menguat, yang terlihat dari dana yang berhasil dihimpun atau Dana Pihak Ketiga (DPK) per Agustus 2025 naik 8,43 persen secara tahunan (yoy) dari tahun sebelumnya Rp 17,91 triliun menjadi Rp sebesar 19,42 triliun. Begitu pula total asetnya, naik 8,54 persen menjadi Rp 25,66 triliun pada Agustus 2025.
“Kami bukan hanya sekadar bank, kami adalah energi pembangunan. Kami akan terus membawa nama daerah melejit di kancah nasional,” imbuh Rokidi. **
Discussion about this post