“Kali ini, melalui program PaPeDa, kami melihat langkah signifikan untuk memperkuat ketangguhan komunitas, khususnya dalam menghadapi tantangan besar. UN Women yakin bahwa para perempuan pemimpin komunitas yang terlibat dalam PaPeDa akan menjadi penggerak perubahan yang lebih luas,” tutur Dwi.
“Kami berharap program ini dapat terus menginspirasi perubahan positif, dan dengan kepemimpinan perempuan, UN Women berkomitmen akan terus mendorong transformasi yang berdampak di masyarakat,”imbuhnya.
Selama kurun 2 bulan, akan dipilih delapan peserta berdasarkan kekuatan konsep dan proposal, pengukuran dampak, kesiapan pelaksanaan dan penilaian mentor selama sesi 1:1 berlangsung.
Rangkaian seleksi dan pembinaan PaPeDa mengikuti funnel dari 86 pemimpin komuntas perempuand kemudian dipilihnya Top 30 sebelum Top 15 lalu Top 8, dengan format presentasi final 5 menit dan tanya jawab 5 menit; peserta terbaik akan dipertimbangkan untuk menjalankan program lanjutan pada 2026 bersama tim SheHacks dan mitra terkait.
Delapan peserta ini akan mengikuti kelas lanjutan yang berfokus pada penguatan keterampilan pitching. Dalam sesi ini, mereka akan mempresentasikan hasil mini pilot project yang telah dijalankan.
Momen pitching menjadi kesempatan strategis untuk memperluas jaringan sekaligus membuka peluang pendanaan. Dari proses seleksi tersebut, juri akan menentukan Top 8 peserta terbaik.
Para finalis ini akan menerima Sertifikasi PaPeDa (Basic Certification) dan berhak menyelenggarakan kegiatan mini SheHacks berdurasi satu hari secara mandiri di lingkup komunitasnya.
“PaPeDa hanyalah langkah awal bagi para peserta. Kami percaya, dengan pembekalan yang tepat, Perempuan dapat semakin berdaya dan berkontribusi mendorong kemajuan,” tutup Irsyad. **
Discussion about this post