Ekonomi Syariah (Eksyar) hadir sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru yang membuka keberkahan, keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh umat. Di Kawasan Timur Indonesia (KTI), upaya mendorong eksyar terus dilakukan bersinergi antara komunitas, pesantren dan UMKM.
Festival Ekonomi Syariah (FESyar) KTI 2025 yang berlangsung selama 4 hari pada 29 Agustus – 1 September 2025 di Pontianak, Kalimantan Barat menjadi momentum sinergi seluruh elemen untuk mendukung eksyar dalam memperkuat stabilitas dan transformasi ekonomi di wilayah KTI.
Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan dalam sambutan yang dibacakan oleh Asisten Daerah 3, Alfian pada penutupan gelaran FESyar menyampaikan, kegiatan ini menjadi momentum strategis untuk membumikan nilai-nilai eksyar, serta membuka ruang bagi masyarakat untuk mengenal dan memahami pengembangannya secara lebih mendalam.
Kalbar memiliki potensi luar biasa dalam pengembangan eksyar. Dengan keberagaman budaya Dayak, Melayu, Tionghoa, dan berbagai suku lainnya yang hidup harmonis, Kalbar juga menawarkan berbagai produk halal yang autentik. Mulai dari kuliner tradisional yang menjaga prinsip halal, pariwisata halal, hingga wastra yang dapat diangkat dalam modest fashion.

“Hal tersebut menjadi modal kuat untuk menjadikan Kalbar sebagai pusat pertumbuhan industri halal baru di Indonesia,” demikian Wagub Krisantus menambahkan.
Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, Imam Hartono menekankan, Eksyar bukan hanya sebagai alternatif, melainkan bagian integral dari strategi pembangunan nasional.
Penyelenggaraan Fesyar diharapkan dapat terus memperkuat hal tersebut. Rangkaian Fesyar KTI mencatat kontribusi nyata dengan menghasilkan transaksi penjualan produk halal dari 22 provinsi di wilayah KTI.
Discussion about this post