Hasil SKP LPS terkini menunjukkan, kenaikan Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) pada rumah tangga (RT) berpendapatan sampai dengan Rp1,5 juta per bulan ke level optimis atau di atas 100.
IKK di kelompok pendapatan paling rendah ini mencapai 100,4 pada Juli lalu, naik 2,3 poin MoM. Kenaikan ini adalah yang tertinggi dibandingkan kelompok RT lain.
Pada waktu yang sama, IKK kelompok RT berpendapatan di atas Rp1,5 juta—Rp3 juta per bulan dan kelompok RT berpendapatan di atas Rp 3 juta—Rp 7 juta per bulan turun masing-masing sebesar 4,2 poin dan 1,7 poin.
Sementara, IKK kelompok RT berpendapatan di atas Rp7 juta per bulan tetap konsisten bertahan di atas level 100 dengan sedikit penguatan sebesar 0,1 poin. Secara keseluruhan, IKK pada bulan Juli 2025 tercatat menurun 2,5 poin MoM ke level 96,9.
Perkembangan ini menunjukkan persepsi konsumen yang menurun, terutama penilaian terhadap kondisi ekonomi lokal dan lapangan kerja saat ini. Meskipun demikian, persepsi positif konsumen terhadap prospek ekonomi dan pendapatannya pada masa mendatang tetap terjaga.
Pada Juli 2025, Indeks Situasi Saat Ini (ISSI) maupun Indeks Ekspektasi (IE) tercatat menurun masing-masing sebesar 3,3 poin dan 1,9 poin. Meski terjadi kontraksi, IE masih berada di atas nilai 100 yang menunjukkan bahwa optimisme terhadap prospek ekonomi ke depan masih solid.
Selain karena antara lain kenaikan harga sembako dan serapan lapangan kerja yang melandai, penurunan IKK juga dipengaruhi faktor lain seperti harga pupuk yang relatif masih tinggi.
Memasuki akhir musim panen, anomali iklim yang melanda sejumlah wilayah, berpengaruh pada hasil produksi panen, khususnya tanaman pangan. Untuk petani padi, kondisi saat ini bisa membantu karena pasokan air irigasi tetap tersedia.
Tetapi untuk tanaman holtikutura, kelembaban yang tinggi bisa menjadi masalah, oleh sebab tanaman holtikultura sangat sensitif terhadap kelembaban berlebih.
“Juga dikarenakan kenaikan biaya pendidikan terkait dengan pengeluaran rumah tangga, yang lebih tinggi pada masa dimulainya tahun ajaran baru,” kata Seto Wardono.**
Discussion about this post