Kinerja Pendapatan Negara menghadapi tantangan di tengah gejolak perekonomian global dan termoderasinya harga komoditas. Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah mencapai Rp 1.201,8 triliun, ditopang oleh Penerimaan Perpajakan yang mencapai Rp 978,3 triliun dan PNBP sebesar Rp 222,9 triliun.
Dalam rapat KSSK III 2025 yang digelar pada Jumat, 25 Juli diungkapkan kinerja Pendapatan Negara di triwulan II 2025 menunjukkan perbaikan dibandingkan awal tahun, meskipun hingga akhir semester I 2025 masih terkontraksi 9 persen (yoy).
“Hal tersebut dipengaruhi oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi dan perdagangan global, tingginya restitusi, penurunan harga serta produksi Migas dan komoditas SDA, pemberlakuan PPN 12 persen terbatas barang mewah dan Dividen BUMN,” kata Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar.
Menurutnya, realisasi pembiayaan anggaran masih on track, mencapai Rp283,6 triliun atau 46,0Â persen dari APBN. Realisasi tersebut terdiri dari pembiayaan utang Rp315,4 triliun (40,7Â persen dari target APBN 2025 sebesar Rp775,9 triliun).
Sementara penyaluran pembiayaan non-utang sebesar Rp 31,8 triliun, yang di antaranya digunakan mendukung program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan ketahanan pangan nasional. Pembiayaan utang dipenuhi melalui SBN (neto) Rp 308,6 triliun dan pinjaman (neto) Rp 6,9 triliun.
“Pembiayaan utang akan senantiasa dilaksanakan secara hati-hati dan terukur dengan memperhatikan outlook defisit APBN dan likuiditas pemerintah, serta mencermati dinamika pasar keuangan dan menjaga keseimbangan antara biaya dan risiko utang,” ujarnya.
Di sisi lain, BI terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, serta bersinergi erat dengan bauran kebijakan ekonomi nasional.
Discussion about this post