Laju inflasi Kalimantan Barat menunjukkan tren penurunan dibandingkan tahun 2024, dengan pola pergerakan yang relatif sejalan dengan inflasi nasional. Sementara neraca perdagangan menunjukkan surplus sebesar US$561,93 juta dengan harga referensi CPO per Juni 2025 tercatat sebesar USD 856,38/MT, yang turut memengaruhi tarif bea keluar sektor kelapa sawit.
“Selain itu, Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 168,63 menjadi yang tertinggi di regional Kalimantan, mencerminkan daya beli petani yang relatif baik. Hal ini menunjukkan bahwa stimulus fiskal melalui belanja negara telah memberikan dampak positif terhadap sektor-sektor riil di daerah,” katanya.
Salah satu sorotan penting dalam pelaksanaan APBN Kalbar adalah, peran aktif APBN dalam mendorong pemberdayaan sektor UMKM melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pembiayaan Ultra Mikro (UMi).
Hingga Mei 2025, penyaluran KUR Kalimantan Barat mencapai Rp1,68 triliun yang disalurkan kepada 23.616 debitur. Kabupaten Ketapang mencatat realisasi KUR tertinggi sebesar Rp 209,7 miliar, sedangkan realisasi terendah terjadi di Kabupaten Kayong Utara.
Pertanian masih menjadi sektor utama penyaluran KUR, sejalan dengan peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP). Di sisi lain, penyaluran pembiayaan UMi Kalbar tumbuh signifikan sebesar 33,23 persen (yoy), dengan total realisasi Rp61,75 miliar kepada 13.237 debitur.
Sebagian besar disalurkan kepada pelaku usaha di sektor perdagangan besar dan eceran. Kabupaten Sambas menjadi wilayah dengan penyaluran UMi tertinggi sebesar Rp 7,08 miliar, realisasi terendah di Kabupaten Kayong Utara sebesar Rp15 juta. **
Discussion about this post