“QRIS tidak hanya memudahkan customer, tapi juga memberikan manfaat bagi pedagang kakilima, usaha rumahan dan UMKM. Saat ini sebanyak 93 persen merchant pengguna QRIS berasal dari sektor UMKM, yang menandakan proses adopsi digital semakin meluas di kalangan pengusaha kecil,” katanya.
Bank Indonesia mencatat, hingga Maret 2025 pengguna QRIS telah menembus lebih dari 56 juta orang, dengan jumlah merchant mencapai lebih dari 38 juta. Sementara volume transaksi QRIS juga meningkat 173 persen dibanding tahun sebelumnya, yang mencapai angka lebih dari 1 miliar transaksi.
Nilai transaksinya juga melesat 149 persen dibanding tahun lalu atau mencapai Rp 104 triliun. Penggunaan QRIS kini tidak hanya di pusat perbelanjaan modern, tapi juga menjangkau pedagang kakilima hingga donasi di masjid.
Dulu, sebelum tahun 2019, sistem pembayaran di Indonesia masih tergolong rumit, baik secara daring maupun luring. Masyarakat harus melalui banyak tahapan dan sering dikenai biaya tambahan antarbank. Penggunaan uang tunai dan kartu masih mendominasi, dengan kendala antrean panjang dan keterbatasan mesin EDC. Sekarang kondisi tersebut telah berubah.
“Kini transaksi pembayaran bisa dilakukan dengan lebih mudah dan luas, bahkan tanpa perlu membawa dompet, uang tunai atau kartu. Hanya cukup dengan menggunakan QRIS melalui ponsel,” kata Gibran. **
Discussion about this post