Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tercatat 71,19 dari target nasional yang berkisar 73,99–74,02. Tingkat kemiskinan menunjukkan angka sebesar 6,25 persen, sedikit lebih rendah dari target nasional 6,37 persen, sementara rasio gini mencapai 0,314, jauh lebih baik dari target nasional 0,479.
“Inflasi tercatat hanya 0,94 persen, lebih rendah dari rentang target nasional 1,5–3,5 persen,” ujarnya.
Nilai Tukar Petani (NTP) mencapai 171,60 dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) sebesar 100,16, sedangkan nilai ekspor mencapai US$167,89 juta. Target output belanja negara di Regional Kalimantan Barat mencakup berbagai sektor strategis.
Di bidang pelayanan umum, diarahkan pada preservasi dan peningkatan jalan nasional sepanjang 2.741 km, penyediaan lahan pengembangan kawasan seluas 242 km untuk 39.153 kelompok masyarakat, serta penguatan konektivitas transportasi udara melalui pembangunan 5 unit prasarana.
Pada sektor ekonomi, program difokuskan pada pembinaan penerangan agama, pengelolaan KUA, dan pelayanan haji yang menyasar ribuan individu dan lembaga. Di bidang ketertiban dan keamanan, dilaksanakan pengawasan obat dan makanan serta program keluarga berencana yang mencakup pembinaan lembaga, UMKM, dan masyarakat.
Sementara itu, sektor pendidikan difokuskan pada peningkatan prasarana perguruan tinggi, bantuan operasional untuk tiga lembaga, serta pelestarian warisan budaya melalui fasilitasi dan pembinaan 35 kelompok masyarakat dan 9 unit prasarana pariwisata.
Realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kalimantan Barat hingga 31 Maret 2025 mencapai Rp1,04 triliun dengan 14.741 debitur. Penyaluran terbesar terjadi di Kabupaten Ketapang yaitu sebesar Rp132,26 miliar, sementara yang terendah di Kabupaten Kayong Utara sebesar Rp22,12 miliar. Sektor utama penerima KUR adalah pertanian, perikanan, dan kehutanan (50,49 persen).
Sementara itu, penyaluran UMi di Kalimantan Barat terealisasi sebesar Rp31,1 miliar kepada 6.799 debitur dengan realisasi terbesar pada sektor perdagangan besar dan eceran (97,29 persen). Penyaluran dengan realisasi tertinggi terdapat di Kabupaten Sintang (Rp 8,94 miliar) dan terendah di Kabupaten Melawi sebesar Rp 437,5 juta (1,41 persen).
“Secara nasional, Kalimantan Barat menempati peringkat ke-19 dalam realisasi KUR,” pungkasnya. **
Discussion about this post