MELAKONI usaha kuliner tidaklah semudah perkiraan. Karena selain tingginya persaingan, menu yang disajikan haruslah sesuai selera konsumen selain harga yang terjangkau. Terpenting lagi, adalah peran perbankan turut membantu pengembangan usaha serta transaksi menggunakan fitur QRIS (Quick Response Code Indonesian Standar) yang mudah dan membuat usaha lancar.
Ini dibuktikan oleh Welly, pemilik Warung Nasi Rosi yang mangkal di Jalan Selat Panjang, Pontianak Utara, Kalimantan Barat. Enam tahun mengelola warung nasi dengan aneka menu masakan khas Nusantara, Welly juga merasakan jatuh bangun dalam berusaha, hingga kemudian hadir Bank Kalbar Syariah yang dengan mudah memberikan bantuan modal usaha melalui program KUR (Kredit Usaha Rakyat).
Alhasil, sejak dua tahun lalu, Welly sudah mampu membeli tempat usaha sendiri, dagangannya pun semakin laris manis. “Iya, enam tahun usaha rumah makan ini saya buka, banyak suka dukanya. Alhamdulillah, akhirnya saya bisa mengembangkannya dan mampu memiliki tempat usaha sendiri, dari semula hanya kontrak. Ini juga berkat bermitra dengan Bank Kalbar Syariah,” ucap Welly.
Warung Nasi Rosi kini telah menjadi salah satu destinasi kuliner yang menyajikan masakan rumahan dan menjadi pilihan favorit bagi warga sekitar, yang merindukan cita rasa masakan rumah dengan harga terjangkau dan kualitas terbaik.
Warung ini menyajikan berbagai hidangan khas Nusantara yang dimasak setiap hari. Mulai dari rendang dengan bumbu khas meresap sempurna, ayam goreng yang renyah di luar namun tetap lembut di dalam, hingga sayur pucuk ubi nan segar dan kaya akan cita rasa. Tak hanya itu, aneka lauk lainnya seperti ikan bakar, sambal terasi, dan tahu-tempe goreng juga menjadi daya tarik bagi pelanggan setianya.
Enam tahun yang lalu, ia memulai bisnis ini dengan penuh perjuangan. Bermodal keberanian dan tekad, ia menyewa tempat kecil untuk berjualan. Namun, perjalanan membangun usaha tidaklah mudah, terutama ketika pandemi Covid-19 melanda.
“Pandemi benar-benar menguji kami. Omset turun drastis karena pelanggan berkurang. Banyak orang lebih memilih memasak sendiri di rumah, karena takut keluar. Tapi kami tidak menyerah, kami mencari cara agar tetap bertahan,” ujar Welly mengenang masa sulit tersebut.
Dalam menghadapi tantangan itu, ia mulai melakukan berbagai inovasi. Salah satunya adalah dengan menyediakan layanan pesan antar dan memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan dagangannya.
Discussion about this post