Dalam hal ini, kebijakan moneter diarahkan untuk menjaga stabilitas dan turut mendorong pertumbuhan ekonomi, sementara kebijakan makroprudensial seperti insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) dan pengembangan UMKM, inklusi keuangan, serta digitalisasi sistem pembayaran termasuk untuk mendukung transaksi keuangan Pemerintah diarahkan guna mendorong pertumbuhan ekonomi.
Ke tiga, Bank Indonesia mendukung penuh program-program dalam Asta Cita yang dicanangkan Pemerintah melalui 5 aspek, yaitu: menjaga stabilitas ekonomi, moneter, nilai tukar, dan stabilitas sistem keuangan, termasuk memastikan nilai tukar Rupiah stabil sejalan dengan dinamika mata uang regional di tengah tekanan dolar AS yang kuat.
Memperkuat koordinasi kebijakan moneter dan fiskal, termasuk dalam pembelian SBN dari pasar sekunder melalui mekanisme pertukaran SBN secara bilateral (bilateral buyback/debt switching). Mendorong pembiayaan ekonomi melalui KLM untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada sektor-sektor prioritas; mendukung program ketahanan pangan sejalan dengan upaya pengendalian inflasi.
Serta mendukung digitalisasi sistem pembayaran, antara lain melalui koordinasi Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) dalam digitalisasi program kesejahteraan sosial, elektronifikasi transaksi keuangan Pemerintah Daerah, dan elektronifikasi sektor transportasi.
“Ke depan, Bank Indonesia akan melanjutkan sinergi dan koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk mengawal dan memastikan perekonomian Indonesia ke depan makin baik, dengan tetap mewaspadai sejumlah tantangan global yang meningkat dengan segala dampak rambatan negatifnya terhadap kinerja perekonomian domestik,” kata Perry.
Laporan tentang pelaksanaan tugas Bank Indonesia tahun 2024 dan arah kebijakan Bank Indonesia 2025 dapat diunduh dalam format digital, baik akses melalui aplikasi QR code maupun https://www.bi.go.id/id/LPI.**
Discussion about this post