Menurut Syarif, pihaknya saat ini sedang memikirkan jalan keluar dan strategi yang komprehensif sehingga dapat terselesaikan. Ia mengakui bahwa saat ini perencanaan dan penganggarannya menghadapi tantangan.
Pemerintah Kabupaten Kubu Raya juga saat ini sedang menghadapi tantangan-tantangan dalam pengelolaan di sektor kesehatan, seperti benturan kebijakan, keluhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit, hingga nasib tenaga kesehatan yang kurang mendapatkan perhatian.
“Namun demikian, ini bukan saatnya saling menyalahkan. Kita harus bahu membahu memperbaiki apa yang sudah terjadi dengan intervensi yang tepat,” ujarnya.
Terkait kemiskinan ekstrem, dirinya juga mengaku telah memperbaiki beberapa hal. “Dengan hadirnya evaluasi perencanaan dan penganggaran ini, saya minta agar dapat diperbaiki dan sehingga kita bisa merancang intervensi yang tepat, seperti apa ke depannya,” jelasnya.
Diungkapkan juga oleh Rudy, dari pagu anggaran Pemerintah Kubu Raya tahun lalu senilai Rp 426.744.275.557, yang berisiko tidak efektif senilai Rp6.044.502.241 dan berisiko tidak efisien senilai Rp 1.053.544.085.
Ia mengungkapkan, anggaran yang berisiko tidak efektif dan efisien tersebut sebenarnya bisa dioptimalkan untuk kegiatan-kegiatan penanganan stunting dan penurunan kemiskinan ekstrem. Tahun 2024 ini, ungkap Rudy, tujuan evaluasi perencanaan dan penganggaran adalah membantu penyusunan RPJMD lebih realistis dengan mempertimbangkan setiap isu strategis dan risiko.
Selain itu, penyusunan RKPD yang dilakukan pemerintah daerah juga dapat lebih efektif dan efisien. “Pemerintah daerah dalam membuat kebijakan, program, dan kegiatan akan terbantu, bisa bekerja kolaboratif, dan kinerja Pj Bupati lebih terjaga,” tutupnya. **
Discussion about this post