“Ini akan terus kita dorong dan perbanyak penyalurannya,” tegas Maulana.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Direktur Literasi dan Informasi OJK, Yulianta menyampaikan, bahwa Desaku Cakap Keuangan merupakan program peningkatan pemahaman masyarakat desa terhadap lembaga, produk maupun layanan jasa keuangan konvensional dan syariah, melalui pembekalan (Training of Trainers – ToT) terhadap perangkat desa dan edukasi oleh perangkat desa kepada masyarakat (Training of Community – ToC).
“Kegiatan Desaku Cakap Keuangan diharapkan dapat meningkatkan literasi keuangan masyarakat, serta mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional berkelanjutan, yang tertuang dalam 18 poin SDG’s Desa,” kata Yulianta pada Media Gathering OJK bersama jurnalis se Kalimantan di Surabaya, Kamis 6 Juli lalu.
Dia berharap dengan program Desaku Cakap Keuangan, dapat meningkatkan pemahaman masyarakat terkait lembaga, produk dan layanan jasa keuangan, di antaranya perbankan, lembaga pembiayaan, pergadaian dan perasuransian.
“Ini merupakan salah satu upaya untuk mengejar target indeks literasi keuangan sebesar 90 persen di tahun 2024,” jelasnya.
Sementara indeks literasi keuangan Kalbar saat ini baru di angka 51,95 persen, namun masih berada di atas angka nasional yang sebesar 49,68 persen. Sedangkan untuk inklusi keuangan Kalbar beda tipis dengan angka nasional, yaitu 84,10 persen di Kalbar dan 85,10 persen nasional. **
Pewarta/Editor: Yuli.S
Discussion about this post