Terkait tampilan ekonomi Kalbar, dirinya mengatakan banyak hal yang harus diubah terutama pada pola pikir penyelenggara negara yang harus diubah.
“Waktu saya menjabat (Gubernur) Tahun 2018, saya lihat indikator-indikator lain dikaitkan dengan tampilan ekonomi Kalbar masih tidak nyambung. Karena begini, kita penghasil CPO (Crude Palm Oil) kurang lebih 7 juta ton per tahun, tapi yang tercatat eksport di Kalbar itu hanya kurang lebih 600-900 ton saja. Tidak sampai 1 juta ton. Artinya, itu mempengaruhi tampilan ekonomi kita.
Alhamdulillah sekarang semuanya sudah berjalan dengan baik dan bisa terkendali dengan baik ,” ungkap Midji.
Kegiatan ini juga merupakan rangkaian Dies Natalis dan Reuni Akbar Program Studi Magister Manajemen FEB Untan, yang digelar berkat dukungan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, Bank Kalbar. Serta didukung pula Topindoku, Jamkrida, dan Untan.
Peserta Talkshow merupakan para dosen senior di Magister Manajemen FEB Untan, dosen yang masih aktif, alumni dan tamu undangan yang hadir dalam acara ini dan terlibat dalam diskusi yang bermanfaat mengenai peningkatan perekonomian Kalimantan Barat.
Usai menjadi pembicara dalam Talk Show kegiatan tersebut, Gubernur dengan didampingi Dosen FEB Universitas Indonesia dan Pengamat Ekonomi dan Politik, Faisal Basri, S.E, M.A., Rektor Untan serta Kepala OJK Kalbar Maulana Yasin, dan Dirut Bank Kalbar berkunjung ke Galeri Hasil Hutan yang berada tepat di samping komplek pendopo Gubernur, untuk melihat beragam keunikan hasil hutan yang dimiliki oleh Kalimantan Barat.**
Discussion about this post