Perusda (Perusahaan Daerah) Aneka Usaha Kalimantan Barat, yang dipimpin H Syariful Hamzah Nauly, SH sejak November 2019, terus bergerak, berkembang dan bertumbuh, hingga mampu memberi pemasukan bagi pemerintah daerah. Padahal sebelumnya sempat dicibir lantaran terus merugi, bahkan hingga hendak dibubarkan.
Kinerja Syariful Hamzah, Direktur Utama Perusda Aneka Usaha, patut diacungi jempol. Meski berjalan lambat, namun membuahkan kepastian, dibuktikan dengan profit perusahaan. Kini berbagai rancangan bisnis telah disusun, yang diharapkan dapat menghasilkan keuntungan lebih besar lagi.
Perusahaan Daerah yang tahun depan berganti nama menjadi Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Aneka Usaha, mengelola banyak bisnis, dari yang kecil kelas Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), hingga kelas eksportir. Bahkan, tahun depan berencana membangun hotel bintang empat berlantai sepuluh di area kantornya, jalan Sultan Abdurrachman Pontianak, Kalimantan Barat yang luas lahannya sekira 5.000 meter persegi.
“Itu rencana ke depan, yang saat ini sedang kita persiapkan, termasuk portofolio perusahaan untuk menarik investor masuk,” tutur Syariful Hamzah dalam bincang santai dengan media ini, Rabu.

Bisnis yang terbilang besar yang telah digarap Perusda Aneka Usaha, adalah laboratorium kratom yang diberi nama Sentarum Lab berlokasi di Jalan Komyos Sudarso Pontianak, Kalimantan Barat. Boleh dibilang, laboratorium uji sampel tanaman yang sedang booming ini, menjadi satu-satunya di Indonesia.
Beroperasi sejak awal tahun 2023, Sentarum Lab bekerjasama dengan Dinas Perikanan yang memiliki bangunan laboratorium tersebut. Dulu, lab ini digunakan UPT untuk pengujian mutu ikan, sebelum diambil alih oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Lengkap dengan peralatannya, karena tidak digunakan lagi, maka diambil alih oleh Perusda Aneka Usaha untuk menguji kualitas kratom, agar tidak ada lagi kejadian kratom yangsudah di tangan buyer dikembalikan, lantaran tidak sesuai harapan, kualitasnya rendah.
“Selama ini kan petani kratom tidak memiliki positioning, mereka jual ke eksportir tanpa melalui pengujian mutu. Nah, begitu tidak memenuhi persyaratan mutu, barangnya dikembalikan, mereka merugi,” ucap Syariful.
Perusda Aneka Usaha mematok harga uji sampel kratom di angka Rp 1.350.000. Jauh lebih murah dari harga pengujian di luar negeri, seperti di Amerika Serikat seharga 300 dolar per sampel atau setara Rp 4 juta lebih.
Saat ini Perusda bersiap melakukan kontrak dengan buyer dari Cekoslowakia untuk pengujian kratom sebanyak 50 – 70 sampel per bulannnya. Targetnya sendiri, di kisaran angka seratusan sampel lebih per bulan.
Sementara bisnis yang memiliki prospek namun masih dalam proses, adalah pengolahan limbah. Ini memang belum ada di Kalbar. Limbah industri, limbah medis dan lainnya itu, selama ini dilempar ke luar daerah. Rencananya, penggarapan limbah industri, akan dilakukan bersama Dinas Lingkungan Hidup, lokasinya ada di Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya.
Bangunan pabriknya sudah tersedia seluas 3,5 hektar lengkap dengan peralatan dan siap beroperasi setelah proses perizinan beres.
Limbah yang bakal diolah kembali, di antaranya adalah oli bekas yang akan dijadikan solar. Gubernur Kalbar Sutarmidji telah menyetujui, dan meminta agar bahan jadinya nanti, untuk diperbantukan ke nelayan yang selama ini kesulitan mendapatkan solar. Rencananya sebelum September 2023, bisnis pengolahan limbah Aneka Usaha, sudah dilaunching dan segera beroperasi.
Selanjutnya ada bisnis potensial lain yang juga segera digarap, yaitu pabrik air minum. Lahannya sudah tersedia, seluas 1,5 hektar di area Pancaroba, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar. Sangat prospektif, lantaran berada di area pegunungan. Hanya sayangnya, lahan tersebut saat ini masih dalam status hukum, sehingga belum bisa digunakan, sampai masalah hukum lahannya selesai.
“Kalau mau beli lahan baru, sayang. Sebab ini lokasinya bagus, berada di tengah-tengah, dekat dengan sumber mata air pegunungan, dan tidak terlalu jauh untuk masuk ke Pontianak, ” tutur Syariful.
Pergerakan bisnis berikutnya adalah membangun hotel. Tak kepalang tanggung, Aneka Usaha Perusda ini, ingin mendirikan bangunan hotel sepuluh lantai berbintang empat. Lokasi di area kantornya sendiri, di Jalan Sultan Abdurrahman Pontianak. Di situ luas lahannya sekira 5.000 meter persegi, yang saat ini dipenuhi oleh usaha kulineran.
Gambarannya, dengan bangunan hotel menjulang sepuluh lantai itu, di area bawah, lantai pertama tetap digunakan oleh usaha-usaha kecil. Kulineran yang dikelola UMKM tetap berada di sini.
Sebenarnya survei sudah dilakukan pada tahun 2021 – 2022. Namun mendadak terjadi pandemi Covid-19, yang berdampak pada jebloknya bisnis wisata, termasuk di dalamnya bisnis perhotelan. Rencana tersebut, terpaksa ditunda hingga 2024.
Untuk pembangunan hotel, Syariful sudah menghitung penyerapan dana sekira Rp 100 miliar dengan kalkulasi titik impas atau BEP (Break Even Point) di tahun ke lima atau ke enam. Hotel yang dikelola Perusda Aneka Usaha dinilai bakal menguntungkan.
Discussion about this post