Menurut dia, hadirnya QRIS, BI-FAST, dan Standar Nasional Open API (SNAP) menyatukan Satu Nusa dan Bahasa konektivitas pembayaran, serta dalam semangat satu Bangsa Indonesia melalui konsolidasi antara industri pembayaran dan e-commerce membentuk bangsa digital.
Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga menyampaikan, bahwa Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang signifikan, ditandai dengan nilai ekonomi digital tahun 2022 yang mencapai angka USD 77 miliar atau tumbuh 22 persen (yoy) dan diproyeksikan akan meningkat hampir 2 kali lipat hingga USD 130 miliar pada tahun 2025.
Untuk itu, Pemerintah dinilai perlu mendorong berbagai upaya dalam mengakselerasi potensi ekonomi digital tersebut, melalui berbagai inovasi kebijakan.
“Yang perlu kita ingat, bahwa 10 hingga 13 tahun ke depan, adalah momentum yang sangat penting bagi Indonesia, karena bonus demografi hanya akan berlangsung sampai tahun 2038,” kata Menko Airlangga.
Dia berharap, kegiatan FEKDI dapat menjadi ruang bersama dalam mendorong sinergi dan inovasi pengembangan keuangan dan ekonomi digital di Tanah Air. **
Pewarta/Editor : Yuli.S
Discussion about this post