Tokoh lintas agama dan etnis Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat berkomitmen menolak politik identitas serta Politisasi tempat ibadah pada pelaksanaan Pemilu 2024.
Komitmen itu tertuang dalam naskah komitmen bersama, yang dibacakan tokoh agama pada kegiatan silaturahmi tokoh lintas agama dan lintas etnis Kabupaten Sanggau dengan tema Membangun sinergisitas dalam rangka menolak politik identitas dan politisasi agama di rumah ibadah, yang berlangsung Senin, 10 April 2023 di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Landak.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sanggau ini dihadiri sekitar 70 orang peserta, terdiri dari tokoh agama, tokoh ormas, tokoh pemuda, serta menghadirkan pembicara, yang terdiri dari Kepala Kantor Kementrian agama Kabupaten Sanggau, Polres Sanggau yang diwakilkan oleh KBO Binmas Polres Sanggau, Kepala Kantor Kesbangpol Kabupaten Sanggau, dan Ketua Bawaslu Sanggau.
Ketua FKUB Kabupaten Sanggau, Pendeta Suyono Asun mengatakan kegiatan silaturahmi ini, merupakan bentuk kepedulian FKUB Kabupaten Sanggau terhadap pelaksnaan Pemilu Tahun 2024.
“Kami dari FKUB berkepentingan untuk mendukung Pemilu 2024 dapat berjalan dengan baik, serta menjaga kerukunan umat beragama, agar umat beragama tidak terjebak dalam politik identitas, serta tidak menggunakan tempat ibadah sebagai sarana kampanye Politik,” tegasnya
Menurut Suyono Asun, FKUB Kabupaten Sanggau sepakat, bahwa tempat ibadah tidak selayaknya digunakan sebagai tempat praktik politik praktis. “Kita harus dapat memisahkan kepentingan politik dengan kepentingan umat, sehingga tidak merusak keharmonisan yang sudh terjalin selama ini,” ujarnya
Ketua Bawaslu Kabupaten Sanggau, Alipius di tempat yang sama menyambut baik pelaksanaan kegiatan silaturahmi lintas etnis dan lintas agama, yang diinisiai oleh FKUB Kabupaten Sanggau ini.
“ Kegiatan ini merupakan salah satu upaya dalam meminimalisir pelanggaran pelanggaran yang menungkinan terjadi pada Pemilu 2024, termasuk implikasi politik identitas dengan menggunakan tempat ibadah sebagai tempat kampanye,” kata Alipius.
Discussion about this post