“Yang tak kalah pentingnya adalah, dukungan Flagship Events Bank Indonesia Kalbar ke depan, antara lain Semarak Pariwisata UMKM dan Keuangan Kalimantan Barat (Saprahan Khatulistiwa) dan Gernas BBI. Sekaligus di dalamnya bersama-sama mendorong percepatan elektronifikasi sistem pembayaran, yakni penggunaan QRIS, ETPD, dan ASN Digital, serta kegiatan Onboarding UMKM untuk percepatan peningkatan IPM Kalbar,” jelas Anggini.
Anggini menyampaikan, sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional yang terus berlanjut, ekonomi dan keuangan syariah diarahkan untuk meningkatkan kontribusi sebagai sumber pertumbuhan baru yang inklusif.
Ekonomi syariah nasional terus tumbuh progresif, yang tercermin dari kinerja sektor unggulan HVC (sektor pertanian, makanan dan minuman halal, fesyen muslim, dan PRM) sebesar 5,5persen (yoy) dengan kontribusi meningkat pada ekonomi nasional sebesar 25persen lebih pada Q3 2022, dengan kontribusi terbesar dari sektor pertanian dan makanan halal.
“Sejalan dengan perekonomian nasional, yang diprakirakan terus pulih dan membaik, ekonomi syariah pada tahun 2023, diprakirakan tumbuh pada kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen (yoy), dengan sektor pendorong sektor pertanian dan PRM (Pariwisata Ramah Muslim),” tuturnya.
Menurut dia, sinergi nasional dalam akselerasi program prioritas Komite Nasional ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), maupun upaya percepatan lainnya, membutuhkan dukungan dan komitmen berbagai pihak demi terwujudnya visi Indonesia Pusat Industri Halal Dunia.
“Bank Indonesia berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah Tanah Air. Kebijakan pengembangan Bank Indonesia, akan mengacu pada tiga pilar strategi utama, yaitu pengembangan ekonomi syariah, keuangan syariah dan edukasi,” katanya.
Dalam upaya pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, BI bersinergi dengan berbagai pihak, antara lain melalui pengembangan ekosistem HVC, penyelenggaraan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) secara nasional dan rangkaian kegiatan Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) secara regional.
Dalam kesempatan tersebut, BI mengungkapkan kepeduliannya terhadap masalah bencana banjir dan tanah longsor yang menimpa daerah Singkawang, Bengkayang dan Sambas. BI menyalurkan bantuan dari Program Sosial BI Kalbar kepada PMI. Bantuan tersebut berupa paket makanan dan minuman dan perahu, yang dapat digunakan untuk menyalurkan bantuan langsung kepada masyarakat yang terdampak. **
Discussion about this post