Berbicara mengenai strategi terbaru Gojek, Ekonom Universitas Indonesia dan Director Next Policy, Fithra Faisal melihat, bahwa strategi ini menunjukkan komitmen GoTo untuk mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
“Tidak dapat dipungkiri, pandemi Covid-19 telah memberikan dampak besar dalam perubahan perilaku masyarakat. Perusahaan on demand service seperti Gojek, harus dapat memahami kebutuhan masyarakat dan pergeseran tren yang dinamis. Strategi Gojek yang bertumpu pada inovasi teknologi dan pengalaman layanan yang menyenangkan, menunjukkan bahwa mereka paham betul akan kebutuhan konsumennya,” kata Fithra.
Tentu strategi ini dapat memberikan dampak positif untuk berbagai pihak, konsumen yang dimudahkan dengan kehadiran teknologi dan UMKM yang kini mendapatkan dukungan penuh untuk memperluas jangkauan usahanya. Jika bisa dijalankan dengan baik, strategi ini tentu akan mendukung pertumbuhan jangka panjang Gojek, serta memberikan kontribusi positif terhadap sektor ekonomi digital dan perekonomian nasional.
Potensi Gojek yang terus bertumbuh turut diperkuat oleh tren penggunaan layanan digital oleh konsumen paska-pandemi. Menurut studi Google, Temasek and Bain & Company1, masyarakat tetap berminat dan bahkan berniat meningkatkan intensitas penggunaan layanan berbasis digital.
Di mana dalam 12 bulan ke depan, 75 persen masyarakat di Indonesia berencana tetap menggunakan layanan transportasi, 82 persen berniat terus menggunakan layanan pesan-antar makanan dan 82 persen berniat untuk terus berbelanja e-commerce yang merupakan potensi bagi layanan pengiriman barang.
Langkah Gojek untuk fokus pada perubahan tren masyarakat di era digital mendapat apresiasi dan dukungan penuh dari Pemerintah. Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto menekankan, potensi perekonomi Indonesia yang semakin baik, tercermin salah satunya dari indeks keyakinan konsumsi yang meningkat.
“Pemerintah memprediksi, adanya pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen di tahun ini dengan ditopang oleh perbaikan fundamental ekonomi domestik yang kuat, lewat investasi, ekspor, maupun konsumsi. Dalam hal ini, Gojek dan ekosistemnya dinilai telah turut serta memberikan andil kuat dan berkontribusi dalam aspek konsumsi,” kata Airlangga.
Kinerja ekonomi yang baik, tentu juga didukung oleh tumbuhnya ekonomi digital melalui perilaku masyarakat yang semakin terbiasa dengan contactless dan tren ini ditopang oleh layanan e-commerce, on-demand seperti ride-hailing, online food delivery dan juga kegiatan lainnya berbasis online.
Airlangga menilai, dengan kolaborasi antara Gojek dan pemerintah pada subsektor food dan transportasi, Indonesia optimis nilai subsektor tersebut mampu mencapai USD15 Miliar di tahun 2025, dengan tingkat pertumbuhan di atas 22 persen (CAGR).
Untuk itu, Pemerintah mengapresiasi Gojek sebagai penyedia layanan on-demand terdepan di Asia Tenggara, dan berharap Gojek dapat terus menghadirkan ragam inovasi yang inklusif, memberikan solusi digital dan juga kemitraan antara driver dan UMKM untuk menjawab permintaan konsumen paska-pandemi.
Menutup sesi Gojek Outlook 2023, Catherine berkata, Bisnis yang mandiri dan pengembangan produk berbasis ekosistem terintegrasi, diharapkan jadi kunci Gojek dukung akselerasi profitabilitas GoTo. **
Discussion about this post