Studi UEFA yang dirilis awal tahun ini melaporkan bahwa pandemi Covid-19 menimbulkan kerugian hingga tujuh miliar euro (sekira Rp107,59 triliun) dalam dua tahun terakhir, utamanya karena penonton tak boleh hadir di stadion dan turunnya pendapatan dari aktivitas transfer.
Sejumlah pakar dari EFECC bekerja sama dengan lembaga penegak hukum di seluruh Uni Eropa untuk menyelidiki antara laga-laga elit dengan para tersangka.
“Keuntungan besar diperoleh dengan membuat yang tidak dapat diprediksi jadi bisa ditebak. Kasus pengaturan skor dan hasil yang mencurigakan menggunung,” kata Muehl.
“Kerja sama antara penegak hukum dan organisasi olahraga teramat penting guna mengidentifikasi dan menyelidiki kasus-kasus mencurigakan dalam sepak bola,” pungkasnya. ** ant
Discussion about this post