Dalam audiensi tersebut, turut hadir Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Kadin Juan Permata Adoe, Wakil Ketua Komite Promosi Fesyen Muslim Indonesia, Anne Patricia Sutanto, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa, Ketua Panitia Hipmi Syariah Ibnu Riyanto, para desainer, akademisi, pelaku usaha kosmetika dan Perwakilan dari Indonesia Halal Lifestyle Center Jetti R Hadi.
Kegiatan JMFW merupakan inisiasi Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag bekerja sama dengan Kadin Indonesia dan pemangku kepentingan terkait seperti perancang busana, merek fesyen, pelajar, perusahaan tekstil, merek kosmetik, merek aksesori fesyen, media dan pemerintah.
Mendag Lutfi menjelaskan tujuan JMFW sebagai upaya meningkatkan dan membangun kepedulian para pemangku kepentingan serta masyarakat umum tentang potensi fesyen muslim Indonesia. JMFW juga diharapkan dapat mempromosikan Indonesia sebagai referensi tren fesyen muslim yang menjadi kiblat fesyen muslim dunia.
“Melalui JMFW, kita dapat memperkuat branding produk fesyen muslim Indonesia dengan keberagaman produk fesyen muslim yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan pasar ekspor,” tutur Mendag Lutfi.
Untuk fesyen muslim, Indonesia berada di posisi ke-5 sebagai pasar terbesar dunia, berada di bawah Iran, Turki, Arab Saudi, dan Pakistan. Di sisi lain, Indonesia merupakan eksportir produk fesyen muslim ke-18 dunia.
Eksportir utama produk tersebut adalah Tiongkok, Turki, India, Uni Emirat Arab, dan Bangladesh. Populasi muslim Indonesia tercatat mencapai 231 juta. Sementara itu, populasi muslim dunia sebesar 1,9 miliar atau setara 26 persen total populasi dunia. Dengan jumlah populasi tersebut Mendag Lutfi optimistis, kebutuhan terhadap produk halal juga cukup besar. ** Ant
Discussion about this post