Di MANA-MANA, di belahan dunia mana pun yang namanya pekerja pemadam api atau pemadam kebakaran selalu memiliki penghasilan, atau mereka punya gaji bulanan. Di Amerika, gaji petugas pemadam kebakaran per tahunnya sekira Rp 413, 235 juta. Di Indonesia, hanya petugas pemadam api milik pemerintah yangpunya gaji. Di Pontianak malah lebih unik, mereka tak pernah menerima upah sesen pun. Tapi tugas mereka penuh bahaya, bahkan nyawa.
Kota Pontianak, bisa jadi merupakan daerah terunik. Kota yang dilewati garis khatulistiwa ini, punya pemadam api swasta, dikelola oleh yayasan. Yayasan ini berdiri dengan niat mulia, memberikan pertolongan ketika terjadi musibah kebakaran. Mereka menyelamatkan orang-orang yang rumahnya dilahap api, tanpa memikirkan keselamatan diri sendiri, bertarung melawan api, menjinakkan sekaligus memadamkannya.
Uniknya, para petugas pemadam api yang tak kenal takut ini, tak memperoleh gaji sepeser pun. Mereka bekerja secara sukarela dan sukacita, bayarannya hanya kebahagiaan bisa menyelamatkan nyawa orang lain. Anehnya lagi, yayasan pemadam api kota ini terus bertumbuh, begitu pula dengan petugasnya terus bertambah, meski tak menerima bayaran.
Sampai saat ini, sudah ada 82 pemadam api di Kalimantan Barat yang dikelola yayasan dan asli mandiri tanpa campur tangan pemerintah. Sebanyak 52 yayasan ada di Kota Pontianak, salah satunya adalah Yayasan Pemadam Kebakaran Khatulistiwa (YPKK) yang berdiri sejak 2001 lalu. Pertama kali didirikan oleh beberapa orang saja, di antaranya adalah Tio Ngim Lai, Adi Gunawan, Margono, Ir H Maulana Hasanuddin dan Ng Cek Chim.
Hanya berbekal semangat dan jiwa sosial, setelah melihat banyaknya terjadi kebakaran di kota ini, YPKK didirikan dengan markas awal di Gang Kedah. Untuk urusan anggaran beserta peralatan, mereka gotong royong. “Ketika itu, mobil kita sendiri yang kita pakai. Untuk biaya operasional kita semua patungan, kongsi-kongsi dan dibantu masyarakat,” cerita Tio Ngim Lai.
Setelah terbentuk, para petugas pemadam sukarela pun menawarkan diri. Ketika itu sudah ada 48 orang, mereka bekerja tanpa pamrih. Sekarang jumlahnya 90 orang. Jumlah kendaraan yang awalnya mobil pribadi, kini sudah bertambah beberapa unit mobil tanki dan mobil pikap.
Tahun 2013, YPKK pindah markas dari Gang Kedah ke Jalan Purnama Komplek Purnama Agung VI Nomor 34 E. “Karena kondisi di sana sudah tidak memungkinkan lagi, maka kita pindah posko di Purnama,” jelas Johnny Yuwandi Ketua YPKK.
Kata Johnny, semua petugas pemadam api tidak menerima bayaran sepeser pun, tapi mereka melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan gembira. “Kita tidak pernah meminta bayaran, sudah bisa membantu sudah cukup,” ucapnya.
Beda dengan di kota lain, seperti Jakarta, ketika petugas pemadam kebakaran hendak melakukan pekerjaannya, mereka menerima bayaran bahkan ada tawar menawar harga, tapi di Pontianak semua dilakukan dengan sigap begitu sirene mobil kebakaran bergerak, tugas pun dilaksanakan. Padahal untuk operasional sekali jalan, butuh biaya minimal Rp 8 jutaan, dengan rincian biaya makan petugas dan BBM, belum lagi kebutuhan slang pemadam api yang musti diganti. “Slang ini, hanya bisa digunakan paling banyak lima kali pemadaman, setelah itu sudah tidak bisa dipakai lagi, lantaran rusak,” jelas Adi Gunawan.
Di Amerika Gajinya Rp 413 Juta
Discussion about this post