KABUPATEN Sambas, Provinsi Kalimantan Barat sejatinya banyak menyimpan destinasi wisata yang tak kalah dengan daerah lain. Lihat saja satu lokasi wisata pantai di Temajuk. Namanya Teluk Atong Bahari, wisata pantai nan indah yang menyajikan pemandangan alam hingga penyelaman ke dasar laut yang juga punya keindahan luar biasa.
Kehadiran pantai ini mencuri perhatian para traveler. Ada keindahan luar biasa, tatkala menyaksikan tenggelamnya matahari. Sunsetnya itu sungguh memesona.
Desa Temajuk Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas berada di sebelah utara bagian barat, jaraknya hanya sekira 4 kilometer saja dari Telok Melano, Malaysia. Garis pantai Temajuk terbilang sangat panjang, yakni sekira 60 kilometer. Perjalanan ke Temajuk dimulai dari Kabupaten Sambas butuh waktu sekira tiga jam dengan jalur menuju Kartiasa, kemudian menyeberangi sungai menggunakan feri ke Teluk Kalong.
Dari sini terus menuju arah Paloh, hingga ke Dusun Liku, Dusun Setingga lantas melewati lagi Dusun Merbau sampai ke Sungai Sumpit, menyeberang lagi menggunakan kapal fery rada besar yang bisa menampung mobil 20 an, menuju Dusun Ceremai hingga ke Sungai Belacan.
Selanjutnya menuju Desa Temajuk kondisi jalannya juga lumayan memabukkan, lantaran mengitari pegunungan menuju Desa Camar Bulan terus berlanjut menuju Pantai Temajuk, jalannya lumayan ekstrim membelah dan mendaki gunung, lumayan menyeramkan plus mengasikkan. Namun semua rasa petualangan perjalanan penuh goyangan itu, terobati begitu sampai di pantai Temajuk.
Ada plang nama bertulisan Obyek Wisata Teluk Atong Bahari Desa Temajuk Kecamatan Paloh. Namanya cukup nyeleneh juga. Ternyata nama Atong itu adalah pemilik sekaligus pengelola pantai Temajuk, lelaki berusia 68 tahun yang mengelola lahan miliknya seluas 4 hektar sejak tahun 2009 lalu. Lahan berukuran 100 kali 400 meter persegi itu, semula hanyalah hutan dengan tanaman kelapa dan tak terurus.
Sebelum mengubah lahannya menjadi lokasi wisata, Atong adalah seorang pedagang, dia punya toko sembako di Paloh. Nah, karena pedagang, dan bernama Atong, orang lantas kepikiran ini pasti orang Tionghoa. Tapi kita pasti keliru. Atong yang ini punya kulit gelap, meski matanya memang rada sipit, namun bukan karena sipit tipikal orang Tionghoa. Kata Atong, itu sipit lantaran dimakan usia. “Udah tua hehe…” cetusnya.
Dia juga tak paham betul, kenapa orangtuanya memanggilnya Atong, padahal nama aslinya adalah Rasad, asli kelahiran Paloh. Sekarang Atong justru bersyukur menggunakan nama Atong, karena membawa hoki juga, terbukti dia mampu menyulap lahannya menjadi destinasi wisata yang paling banyak dikunjungi.
Karena nama itu pula, orang luar dari ibukota yang hendak berwisata ke sini sempat melakukan taruhan terhadap sesama temannya. Yang dipertaruhkan adalah nama Atong itu etnisnya Tionghoa, Dayak atawa Melayu. Nah begitu mereka tiba di pantainya Atong, mereka semua tertawa terbahak-bahak, taruhannya salah semua, ternyata Atong bukan etnis Tionghoa seperti yang banyak ditebak, tapi Melayu.
Nah, pasal nama Teluk Atong Bahari itu pun, cerita Atong, diberikan oleh teman-temannya ketika dia kebingungan mencari nama untuk wisata pantainya. “Nama ini bagus juga kan, ada Atongnya yang bikin orang penasaran hehe…” kata Atong, padahal dia sendiri bukanlah seorang nelayan atau pelaut hingga disematkan nama bahari.
Discussion about this post