TANAMAN lidah buaya atau sebutan kerennya aloevera, yang menjadi ciri khas produk unggulan Kalbar memang sangat diminati pasar, tak hanya pasar dalam negeri, tapi juga banyak permintaan yang mengalir untuk lidah buaya dalam berbagai olahan.
Salah satu pengusaha yang sukses dengan produk aloevera adalah Benisius Kowira dengan label perusahaan Jestkins Borneo Aloevera Pontianak. Berdiri sejak 12 tahun lalu, dengan pabrik pengolahannya di Pontianak Utara. Pekerjanya ada puluhan orang.
Selain memproduksi aneka produk lidah buaya, Beni juga membina kelompok tani di wilayahnya dan membeli semua hasil panen petani lidah buaya ini. Produknya bisa mencapai dua ton dalam bentuk minuman segar, manisan dan minuman jus lidah buaya. Begitu habis terserap pasar dalam beberapa hari, meskipun ketahanan produk tersebut bisa sampai 10 bulan, Beni tetap produksi lagi. Sebab dengan jumlah satu ton itu dalam sepekan saja sudah habis terserap pasar.
“Karena produk ini harus selalu segar dan tidak bisa lama. Makanya, kita lihat pasar, kalau sudah terjual baru kita masuk pasar lagi,” jelas Beni.
Biasanya memang dalam hitungan beberapa hari saja, semisal tiga hingga lima hari sudah habis terjual, produk Jetskins baru dimasukkan lagi. Selain lidah buaya, ada juga keripik talas yang produksinya juga mencapai satu ton.
Yang paling menonjol tentu saja lidah buaya, yang sudah dipamerkan dalam setiap kegiatan dari dalam maupun luar negeri, terutama Malaysia. Di negeri jiran ini, minuman lidah buaya paling banyak diminati, pasarnya sangat terbentang hingga permintaan pun lumayan tinggi.
Bersama sang istri, Beni banyak melakukan inovasi untuk produk lidah buayanya, di antaranya adalah manisan lidah buaya, coklat lidah buaya serta nastar lidah buaya, selain minuman segar lidah buaya. Ada juga jus lidah buaya untuk memenuhi pesanan dari Malaysia. “Ini jus langsung minum, permintaannya banyak datang dari luar,” kata Beni.
Dia ingin menjadikan produk lidah buaya sebagai ikon Kalbar yang bisa melanglang ke pasar dunia. Apalagi Beni sudah mengantongi izin PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) serta label halal MUI. Keinginan Beni sudah terbukti, kini produknya sudah berkelana hingga ke negeri jiran, masuk pasar modern dan menjadi andalan “buah tangan” atau oleh-oleh bagi wisatawan atau pendatang luar ke Pontianak.
Discussion about this post